Article

Apa itu Migrasi Data ?

2 min Read

Migrasi Data adalah proses mentransfer data dari satu sistem ke sistem lain bersamaan dengan mengganti storage, database atau aplikasi. Mengacu pada proses ETL (Extract-Transform-Load), migrasi data selalu membutuhkan setidaknya langkah Extract dan Load.

Tujuan Migrasi Data

Biasanya, migrasi data terjadi selama upgrade ataupun pemindahan hardware yang dipakai ke sistem yang benar-benar baru. Contohnya: migrasi ke atau dari platform perangkat keras; upgrade database atau migrasi ke software baru; atau merger perusahaan dimana sistem di dua perusahaan perlu digabung menjadi satu.

Ada tiga pilihan utama yang dapat kita lakukan untuk mencapai migrasi data:

  1. Menggabungkan sistem dari kedua perusahaan menjadi satu sistem baru
  2. Bermigrasi ke salah satu sistem yang lain.
  3. Membiarkan sistem yang sudah ada namun membuat sebuah  datawarehouse diatasnya.

Jenis-jenis Migrasi Data

Ada beberapa tipe migrasi data, seperti:

Migrasi penyimpanan /storage

Migrasi storage dapat ditangani secara transparan untuk aplikasi selama aplikasi hanya menggunakan interface umum untuk mengakses data. Dalam kebanyakan sistem, hal ini tidak menjadi masalah. Namun, kita harus memperhatikan aplikasi lama yang berjalan pada sistem proprietary kita. Dalam banyak kasus, source code dari aplikasi tersebut tidak tersedia dan vendor aplikasi mungkin tidak ada lagi. Dalam kasus seperti ini, migrasi storage agak rumit dilakukan dan harus diuji dengan baik sebelum kita memberikan solusi untuk level production.

Migrasi database

Migrasi database lebih straight forward untuk dilakukan, dengan asumsi database digunakan hanya sebagai tempat penyimpanan. Kita “hanya” butuh untuk memindahkan data dari satu database ke yang lain. Namun, hal ini mungkin bisa berbalik menjadi tugas yang sulit. Isu utama mungkin ditemui meliputi:

  • tipe data yang tidak cocok (nomor, tanggal, sub-records)
  • set karakter yang berbeda (encoding)

Tipe data yang berbeda dapat ditangani dengan mudah memilih tipe data terdekat dari database target untuk menjaga integritas data. Jika database sumber mendukung format data yang kompleks (misalnya sub-record), tapi target database tidak, kita harus merubah pada sisi aplikasi yang menggunakan database. Demikian pula, jika sumber database mendukung encoding yang berbeda di setiap kolom untuk tabel tertentu, tetapi target database tidak, aplikasi yang menggunakan database perlu direview lagi secara menyeluruh.

Ketika database yang digunakan tidak hanya sebagai tempat penyimpanan data, tetapi juga untuk merepresentasikan bisnis logic dalam bentuk stored procedures dan triggers, kita harus benar-benar memberikan perhatian khusus pada saat melakukan studi kelayakan migrasi pada target database. Sekali lagi, jika database target tidak mendukung beberapa fitur, perubahan mungkin perlu dilakukan pada sisi aplikasi atau software middlewarenya.

Migrasi aplikasi

Jika dua pembahasan diatas kita review lagi, kita mungkin bisa melihat bahwa dua proses di atas agak lurus ke depan dan mudah untuk dilakukan. Hal ini sangat berbeda dalam kasus migrasi aplikasi. Kenapa? Aplikasi, bahkan ketika dirancang oleh vendor yang sama, melakukan penyimpanan data dalam format dan struktur yang berbeda-beda. Hal ini membuat transfer data secara simple tidak dapat dilakukan . Full ETL process adalah suatu keharusan untuk dilakukan. Setiap kali ada migrasi aplikasi biasanya sudah termasuk migrasi database dan storage juga.

Tertarik mempelajari lebih dalam tentang migrasi data? Ikuti pelatihan mengenai proses migrasi data bersama tim pakar dari i3.
Untuk info lebih lengkap mengenai training yang tersedia di i3, Anda dapat menghubungi langsung tim sales kami melalui halaman Contact Us.

Table of Contents

Share this article
Scroll to Top