Article

Best Practice Untuk Backup VMware vSphere

3 min Read

Apakah anda seorang sistem administrator vmware? Punya daily activities untuk backup semua vm kritikal merupakan sesuatu yang harus. Apakah anda sudah melakukan proses backup dengan benar? Pada kesempatan kali ini kita akan membahas sedikit cara praktik terbaik untuk melakukan backup proses.

  1. Jangan lakukan backup pada level guest OS
    Dengan arsitektur traditional server, anda mungkin akan melakukan instalasi backup agent pada guest OS yang akan melakukan tugas backup server, namun hal ini tidak efisien di lingkungan virtual, karena agent tersebut akan memakan resource yang tidak dibutuhkan dan mengurangi space resource pada server anda sehingga mengurangi performance Vms yang running di host tersebut.
  2. Manfaatkanlah vStorage API
    Fitur ini dikenalkan vsphere untuk menggantikan VCB (VMware Consolidated Backup) yang berfungsi untuk membantu trafic backup proses agar lebih cepat dari host ke tujuan backup. Fitur ini akan akses ke virtual disk file dengan cepat dan mudah kemudian speed backup akan lebih cepat dengan adanya CBT (changed block tracking) yang berarti menandakan block mana saja yang telah dirubah setelah backup proses pertama kali, sehingga backup yang kedua akan lebih cepat dan efisien dengan vStorage API.
  3. Ketahui bagaimana VSS bekerja
    Apabila anda ingin backup Vms yang memiliki data transaksi seperti database dan email server, maka anda harus melakukan proses quiesce dengan melakukan paused pada aplikasi sehingga tidak ada data yang hilang ketika transaksi berlangsung. VMware menyediakan VMware Tools yang di dalamnya terdapat salah satunya ada drivers yang bekerja dengan VSS (Microsoft Volume Shadow Copy Service) mereka bekerja untuk backup aplikasi sebelum aplikasi benar-benar dibackup oleh admin. Namun driver VMware Tools ini tidak support untuk semua windows server OS, tapi harus install driver sendiri untuk hal tersebut. Jadi pastikan VSS tidak didisable.
  4. Jangan terlalu hemat pada resource backup
    Pastikan anda memiliki hardware backup yang mencukupi untuk aplikasi yang akan di backup agar tidak terjadi bottleneck ketika proses backup, baik network, CPU, memori, disk. Karena proses backup bukan hanya sekedar memindahkan data ke tujuan, namun juga melakukan proses deduplication dan compression untuk mengurangi jumlah backup.
  5. Snapshot bukan backup
    VM Snapshot seharusnya tidak boleh dijadikan primary backup, namun boleh saja dijadikan shot-term backup, karena anda akan mendapatkan beberapa dampak dari longterm snapshot dilakukan pada VM anda yaitu degradasi performance karena data VM anda yang baru akan ditulis pada delta disk file yang terpisah dengan disk primary sehingga proses I/O akan sangat berat dan lama.
  6. Jadwalkan backup proses secara hati-hati
    Jangan letakan telur pada satu keranjang yang sama, hal ini merupakan proses yang harus di ketahui oleh sisadmin, karena jika hardwarenya down, maka file backupan kita juga akan hilang. Jadi jadwalkan secara hati-hati di keranjang yang berbeda.
  7. Ketahui Fault Tolerance dari VM yang akan di backup
    Karena jika VM anda FT-enabled, maka snapshot tidak akan bisa dilakukan, karena FT menggunakan 2 VM pada host yang berbeda namun mereka saling share virtual disk file. Jadi kita harus mematikan sementara FT agar proses snapshot dapat diambil dan VM bisa menggunakan snapshot itu untuk stop writes ke virtual disk ketika proses backup. Jadi disabled FT ketika proses backup berlangsung.
  8. Jangan lupa untuk backup config host dan vCenter
    Jika anda kehilangan host dan vcenter config, maka anda kehilangan semua informasi. Ketika anda hanya backup VM, maka anda hanya backup VM saja, bukan files yang ada pada host management console yang memudahkan anda untuk rebuild host dan vcenter jika suatu saat mati.

Berikut beberapa tools yang bisa digunakan untuk backup and replication:

– Nakivo Backup and Replication

– Veeam Backup and Replication

– HPE (Previously Trilead) VM Explorer

– Altaro VM Backup

– VMware VDP

Semua tools tersebut akan dibahas pada lain kesempatan ya.. :)

Inovasi Informatika Indonesia (I3) merupakan authorize partner dari Redhat  dan VMware yang menyediakan berbagai jenis kelas training dan sertifikasi di bidang cloud dan Virtualisasi, mulai dari tingkat fundamental sampai tingkat advance.

Selain sebagai tempat training IT yang banyak direkomendasikan oleh praktisi, i3 juga menawarkan jasa IT Services di 4 bidang utama keahlian: Open Source, Virtualisasi, Database, dan IT Security. Semua training dan services ditangani oleh instructor dan konsultan yang berpengalaman dan memiliki sertifikasi internasional.

Informasi lebih lanjut tentang lengkap jadwal pelatihan dan layanan IT silahkan hubungi kami melalui info@i-3.co.id dan live chat.

 

Table of Contents

Share this article
Scroll to Top