Article

Sepintas Mirip dengan DevOps, Kenali Seluk Beluk DevSecOps

7 min Read

Transformasi digital kini telah menjadi bagian tak terpisahkan untuk membantu perusahaan berkembang. Salah satu bentuk transformasi digital yang diterapkan perusahaan yaitu dengan penggunaan DevSecOps sebagai solusi modernisasi pengembangan aplikasi bisnis. Bukan tanpa alasan, DevSecOps dapat meningkatkan kecepatan alur pengembangan aplikasi bisnis agar lebih efisien.

Tak hanya itu, DevSecOps juga menjadi metode yang sangat penting untuk membantu perusahaan mengembangkan aplikasi bisnis karena telah dilengkapi dengan security. Seperti diketahui, security kini memegang peranan penting sebagai upaya pencegahan sekaligus menjaga saat aplikasi dan software sudah berjalan.

Dibandingkan DevSecOps, DevOps lebih umum dikenal dan banyak digunakan. DevOps merupakan metode agile yang mendukung integrasi tools yang dapat diprogram dan diotomatisasi di seluruh pengembangan aplikasi dan delivery chain untuk memudahkan komunikasi dan kolaborasi kerja tim. Meskipun sepintas terdengar sama, DevOps dan DevSecOps memiliki perbedaan seperti yang dipaparkan dalam artikel di bawah ini.

Apa itu DevSecOps?

DevSecOps merupakan istilah berupa kepanjangan dari development, security, dan operations atau pengembangan, keamanan, dan operasi untuk membantu tim IT mengembangkan aspek cybersecurity demi meningkatkan keamanan pengembangan aplikasi. Penambahan aspek keamanan membuat tugas DevSecOps mampu memberikan layanan cybersecurity yang fokus pada bisnis sehingga dapat melakukan pengujian terhadap potensi eksploitasi keamanan siber.

Mengingat ketersediaan aspek security, maka DevSecOps menjadi metode penting untuk perusahaan saat mengembangkan aplikasi bisnis. Untuk sukses mengimplementasikan DevSecOps, perusahaan harus memiliki strategi perencanaan dan pengembangan yang matang. Dengan begitu, mereka dapat memiliki dasar implementasi dan rincian yang ingin dibangun dan dijaga keamanannya.

Setelah melakukan perencanaan dan pengembangan, DevSecOps memungkinkan Anda untuk menggunakan tools-tools otomatis yang menggabungkan source code ke dalam machine code melalui script developer tools. Saat proses evaluasi, perencanaan, dan pengembangan telah dilakukan, maka bisa melakukan trial penggunaan DevSecOps.

Tahap berikutnya melakukan deployment melalui tool IaC untuk mengotomatiskan proses dan mempercepat kecepatan pengiriman software menjadi lebih cepat dan efisien. Pengoperasian dan pemeliharaan menjadi tahap penting saat implementasi DevSecOps. Bagian penting lainnya dari proses DevSecOps yakni menggunakan alat monitoring yang kuat dan berkelanjutan untuk memastikan sistem keamanan berjalan dengan baik.

Apa Perbedaan DevSecOps dan DevOps?

perbedaan devsecops dan devops

Seperti disinggung sebelumnya, DevOps dan DevSecOps sepintas terkesan sama, meskipun sebenarnya berbeda. Mengutip dari berbagai sumber, salah satu yang membedakan antara keduanya yakni jika DevOps fokus pada kolaborasi antara tim aplikasi selama pengembangan dan penerapan aplikasi, maka DevSecOps berevolusi dengan mengatasi masalah keamanan.

DevOps bertujuan meningkatkan frekuensi penerapan sambil memastikan prediktabilitas dan efisiensi aplikasi. Sementara, DevSecOps bertujuan mengintegrasikan manajemen keamanan lebih awal selama proses pengembangan. Dengan begitu, tim DevSecOps akan memastikan bahwa aplikasi aman dari serangan siber sebelum dikirimkan ke user dan akan terus aman selama proses updating.

Pada praktiknya, DevOps melibatkan aktivitas integrasi berkelanjutan (CI) yang menggabungkan perubahan kode untuk memastikan versi terbaru tersedia untuk developer. Pengiriman dan penyebaran berkelanjutan (CD) akan mengotomatiskan proses update untuk meningkatkan efisiensi.

Proses berikutnya DevOps akan mempercepat proses developement dan deployment aplikasi dengan merancang, mengimplementasikan, dan mengelola kebutuhan Infrastructure-as-a-Code (IaC) atau infrastruktur aplikasi melalui kode.

Sementara DevSecOps menggunakan praktik seperti halnya DevOps ditambah pendekatan Common Weakness Enumeration (CWE) dengan meningkatkan kualitas kode dan tingkat keamanan selama fase CI dan CD. Pemodelan ancaman akan mengimplementasikan pengujian keamanan selama jalur pengembangan demi hemat waktu dan biaya di masa depan.

Proses pengujian keamanan otomatis dilakukan untuk menguji kerentanan dalam pengembangan baru secara teratur. Praktik berikutnya dengan melakukan manajemen insiden untuk menciptakan kerangka kerja standar saat merespons insiden keamanan.

Menyoal keamanan, DevSecOps menerapkannya sejak awal (Shift left security) dengan evolusi yang mencakup zero trust security, automation CI/CD, automation remediation, dan comprehensive vulnerability detection. Secara ringkas, berikut perbedaan antara DevOps dan DevSecOps:[/fusion_text][fusion_table fusion_table_type=”1″ fusion_table_rows=”” fusion_table_columns=”” margin_top=”” margin_right=”” margin_bottom=”” margin_left=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” class=”” id=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=””]

DevOps DevSecOps
Selama pengembangan dan penerapan aplikasi, fokus pada kolaborasi antar tim. Fokus berevolusi untuk mengatasi masalah keamanan.
Bertujuan untuk tingkatkan frekuensi penerapan dan memberikan prediktabilitas dan efisiensi aplikasi. Mengintegrasikan manajemen keamanan selama proses pengembangan aplikasi untuk memastikan aman dari serangan siber sebelum dikirimkan ke user.
Integrasi perubahan kode demi memastikan versi terbaru tersedia untuk developer (CI). Pengiriman dan penyebaran berkelanjutan (CD) dengan mengotomatiskan proses update untuk tingkatkan efisiensi.
Mempercepat proses development dan deployment aplikasi dengan merancang, implementasikan, dan kelola kebutuhan infrastruktur aplikasi melalui kode (IaC). Ditambah pendekatan Common Weakness Enumeration (CWE) untuk tingkatkan kualitas kode dan keamanan selama fase CI dan CD.
Proses pengujian keamanan otomatis dilakukan secara teratur. Manajemen insiden dilakukan untuk menciptakan kerangka kerja ketika merespons insiden keamanan.
Celah kerentanan dalam sistem dilakukan di akhir proses pengembangan aplikasi. Temuan kerentanan dilakukan sejak awal pengembangan aplikasi (Shift left security) tanpa memicu downtime saat proses pengembangan dan operasional.

[/fusion_table][fusion_text columns=”” column_min_width=”” column_spacing=”” rule_style=”” rule_size=”” rule_color=”” hue=”” saturation=”” lightness=”” alpha=”” content_alignment_medium=”” content_alignment_small=”” content_alignment=”” hide_on_mobile=”small-visibility,medium-visibility,large-visibility” sticky_display=”normal,sticky” class=”” id=”” margin_top=”” margin_right=”” margin_bottom=”” margin_left=”” fusion_font_family_text_font=”” fusion_font_variant_text_font=”” font_size=”” line_height=”” letter_spacing=”” text_transform=”” text_color=”” animation_type=”” animation_direction=”left” animation_speed=”0.3″ animation_offset=””]

Baca Juga :
3 Tools Alternatif Pengganti Docker

Manfaat DevSecOps

Berkaca pada manfaat DevSecOps, saat ini implementasinya justru masih belum masif dibandingkan DevOps. Untuk lebih jelasnya, berikut sejumlah manfaat DevSecOps.

  • Tim mampu menangkap kerentanan sistem keamanan selama pengembangan untuk menghindari masalah yang hadir setelah aplikasi dirilis, sehingga publik tidak ikut terpengaruh dan bisa menurunkan reputasi bisnis.
  • Laba atas investasi (ROI) lebih baik dalam aspek infrastruktur keamanan perusahaan yang ada.
  • Proses dapat diotomatisasi sehingga lebih sedikit kesalahan atau insiden kegagalan dalam hal administrasi yang umumnya berkontribusi pada serangan siber dan downtime.
  • Proses otomatisasi membuat arsitek keamanan siber tidak perlu lagi melakukan konfigurasi konsol keamanan sehingga tim bisa lebih cepat menangani masalah penting lain.
  • Komunikasi dan kolaborasi tim lebih baik.
  • Fleksibilitas lebih besar saat mengelola perubahan mendadak selama siklus pengembangan.
  • Peluang signifikan untuk quality assurance testing dan auto build.

Memperkenalkan i3GIS, Solusi DevSecOps dari i3

i3GIS, solusi devsecops dari i3

Untuk membantu perusahaan mengembangkan aplikasi dengan aman, PT Inovasi Informatika Indonesia (i3) memperkenalkan i3GIS sebagai solusi DevSecOps. i3GIS merupakan platform end-to-end yang memudahkan Anda mengelola semua aspek saat mengimplementasikan DevSecOps dalam satu dashboard.

i3GIS juga dilengkapi dengan modular feature for business dan easy for feature enhancement sehingga mudah diimplementasikan dengan software yang telah lebih dulu digunakan oleh perusahaan. i3GIS merupakan solusi komprehensif yang bisa digunakan oleh segala jenis industri. Selain itu, solusi ini mudah di-install dan proses maintenance dapat dilakukan oleh tim konsultan i3. Kendati demikian, ada baiknya jika perusahaan Anda sudah aware dan familiar dengan implementasi DevOps.

Baca Juga :
https://i-3.co.id/respons-krisis-talenta-digital-i3-buka-program-belajar-sambil-kerja/

Fitur-fitur Unggulan i3GIS

i3GIS menjadi platform DevSecOps ideal untuk pengembangan aplikasi bisnis karena didukung dengan fitur yang banyak dibutuhkan oleh pengguna. Fitur-fitur i3GIS berikut akan memudahkan dan lebih nyaman saat tim IT sedang menjalankan fase DevSecOps.

Application Security

Modul ini memungkinkan untuk mendeteksi dan memindai (scan) informasi rahasia seperti username, password, SSH keys, encryption keys, dan lain-lain di setiap aplikasi demi memastikan keamanan aplikasi. i3GIS dilengkapi dengan fitur Static Application Security Testing, Software Composition Analysis, dan Secret Detection.

Static Application Security Testing (SAST) merupakan metode untuk menganalisa kode program demi menemukan kerentanan sebelum kode itu dikompilasi. SAST akan membantu menemukan kerentanan, bugs, atau kode di kode program. Dengan begitu, saat aplikasi dirilis live untuk publik dapat berjalan tanpa masalah. SAST memberikan quality gate, security hotspot, dan issue security.

Software Composition Analysis (SCA) merupakan tool untuk menemukan kerentanan di dalam repositori Git. Sementara Software Composition Analysis (SCA) akan mendeteksi kerentanan berdasarkan Language Specific Packages, mengecek detail kerentanan dan cara memperbaikinya, melacak history dari hasil analisa sebelumnya, mengecek health status dari repositori, dan mengostumisasi kerentanan berdasarkan scan filter. SCA mendukung bahasa pemrograman Ruby, Python, PHP, Node.js, .NET, Java, Go, dan Rust.

Secret Check akan mendeteksi, menemukan dan melihat rahasia yang tersimpan, mengaudit rahasia yang ditemukan, membandingkan scan terbaru dengan hasil sebelumnya, mengecek health status dari repositori, dan bisa mengostumisasi scan filter, termasuk mematikan/atau mengaktifkan scan plugin.

Fitur ini memungkinkan i3GIS bisa mendeteksi artifactory detector, cloudant detector, Ibm Cos Hmac detector, Npm detector, stripe detector, key detector, Base 63 high entropy string, Jwt token detector, private key detector, twilio key detector, azure storage key detector, hex high entropy string, keyword detector, slack detector, basic auth detector, Ibm cloud Iam detector, mailchimp detector, dan softlayer detector.

Dynamic Security

Modul Dynamic Security terdiri dari fitur Web Services Scan dan Web Application Scan yang meliputi API Security Testing, GraphQL Security Testing, Web Application Security Testing, dan Owasp Top 10. Web Services Scan merupakan tools yang akan menganalisis aplikasi web service. Sementara Web Application Scan akan program keamanan yang otomatis mencari kerentanan software dalam aplikasi web.

Container Security

Setiap aplikasi umumnya memiliki sub-layanan di dalamnya. Misalnya aplikasi superapp yang memiliki banyak aplikasi, mulai dari transportasi, pengiriman makanan, logistik, pembayaran tagihan, dan lainnya. Sub-layanan ini berperan sebagai kontainer yang membutuhkan faktor keamanan baik.

Container Security akan membantu menggunakan tool keamanan untuk sistem atau workload container based apa pun, termasuk container image, menjalankan container, dan di antara keduanya. Fitur ini mampu mendeteksi kerentanan pada OS package dan aplikasi, Automation Image Scanning, Dynamic Container Analysis, Misconfiguration Repository, dan CIS Benchmark for Kubernetes.

Infrastructure Security

Seiring berjalannya waktu, diperlukan peningkatakan keamanan untuk infrastruktur bisnis. Fitur ini memungkinkan perusahaan mengotomatisasi semua proses dan komponen infrastruktur seperti perangkat, software, layanan jaringan, dan fasilitas secara lebih aman.

Infrastructure Security memungkinkan untuk melakukan Terraform Scan, CloudFormation Scan, Ansible Scan, Automation Hardening Windows, Automation Hardening Linux, Automation Hardening Server, Automation Hardening Apps/Database, Automation IaC misconfigurations, dan CIS Benchamark Automation.

Monitoring Security

Kemudahan untuk mengotomatisasi proses, mengumpulkan dan menganalisa indikator potensi ancaman keamanan. Setelah itu, saatnya memprioritaskan langkah yang akan ditempuh untuk berbagai ancaman tersebut. Fitur Monitoring Security i3GIS meliputi Log Data Analysis, File Integrity Monitoring, dan Security Analysis.

Monitoring Security memiliki kemampuan untuk menganalisa log data, mendeteksi intrusi (dengan memonitor sistem untuk mencari malware, rootkits, dan anomali yang mencurigakan), security analytics, memberi peringatan yang terintegrasi dengan email dan webhook, serta laporan yang dapat dikostumisasi.

Report Security

Modul Report Security terdiri dari fitur Audit Events, Audit Reports, dan Dependency List (BOM/SBOM). Laporan mengenai temuan kerentanan keamanan dapat disajikan berupa Report Per-Module, Export PDF & CSV, dan Audit Log Activity. Report Per-Module akan menampilkan laporan berdasarkan modul yang tersedia di i3GIS.

Fitur Export PDF & CSV memungkinkan tim Anda mendapatkan laporan yang dibutuhkan dalam format PDF hingga CSV. Fitur Audit Log Activity akan memusatkan pada aliran semua aktivitas pengguna hanya melalui satu dashboard i3GIS.

Cara Kerja i3GIS

i3GIS bekerja secara komprehensif sebagai solusi end-to-end yang didesain khusus untuk implementasi DevSecOps. Berikut cara kerja i3GIS.

Application Security

Mendeteksi masalah keamanan, kerentanan, termasuk mengecek error code. Saat aplikasi atau software akan dikembangkan, beberapa kode akan dicek untuk mengetahui tingkat kesehatannya. i3GIS akan terlebih dahulu mendeteksi apakah kode tersebut layak digunakan untuk mencegah kemunculan celah keamanan di masa mendatang.

Container Security

i3GS melakukan images scan, container security analysis untuk memastikan tidak ada celah, kerusakan, atau kunci keamanan kontainer yang sudah tidak bagus seiring dengan usia penggunaan aplikasi. Fungsi container security tak lain untuk membuat agar kunci keamanan tidak mudah dibobol. Misalnya, Gojek sebagai super app memiliki beberapa layanan yang masing-masing ditempatkan pada satu kontainer dan bisa saja dalam waktu cukup lama ada celah, kerusakan, atau kunci keamanan yang sudah tidak bagus.

Dynamic Security

Fokus pada keamanan web sehingga saat aplikasi atau software ada dalam bentuk website maka kebutuhan maintenance berbeda sesuai dengan jenisnya masing-masing.

Infrastructure Security

Security yang terkait dengan kebutuhan infrastruktur secara keseluruhan. i3GIS memungkinkan otomatisasi dengan banyak server yang berjalan secara bersamaan sehingga dapat meminimalkan waktu, resource, dan kesalahan.

Monitoring Security

Ketika aplikasi sudah resmi dirilis, i3GIS akan memberikan notifikasi saat terjadi sesuatu yang diinginkan dan di luar dugaan. Sebelum aplikasi resmi dirilis, i3GIS akan mencari bug sehingga saat sudah tersedia untuk publik bisa berjalan tanpa kendala dan tidak ada celah.

Report Security

Dapatkan laporan dalam satu dashboard sehingga semua laporan akan tersedia di satu tempat. Hasil laporan dapat berbentuk Pdf, CSV, dan audit log.

Dapatkan Solusi i3GIS di i3

Saatnya modernisasi dan otomatisasi proses pengembangan aplikasi dan software bisnis Anda dengan metode DevSecOps i3GIS dari i3. Dapatkan kemudahan mengembangkan aplikasi secara aman dengan i3GIS DevSecOps yang didukung 50+ tim konsultan ahli yang telah mengantongi 228 sertifikasi. Untuk info lebih detail mengenai i3GIS, hubungi kami di sini.

Penulis: Ervina Anggraini

Content Writer CTI Group

Table of Contents

Share this article
Scroll to Top